Penulisan Disertasi

Panduan Mahasiswa

BAGIAN AWAL DISERTASI

Halaman Depan

Halaman Depan atau cover memuat judul disertasi, maksud penulisan disertasi, lambang UGM, nama dan nomor mahasiswa, institusi yang ditujudan waktu pengajuan.

Judul disertasi merupakan representasi isi disertasi sehingga memuat variabel-variabel penelitian, ditulis dengan kalimat yang ringkas dan menarik, tanpa singkatan, terdiri dari maksimal 25 kata. Apabila judul terdiri dari > 25 kata maka dapat dibuat subjudul.

Lembar Pengesahan

Lembar Pengesahan adalah halaman berisi tandatangan persetujuan pembimbing dan tanggal persetujuan tersebut diberikan.

Lembar Pernyataan

Lembar Pernyataan berisi pernyataan bahwa disertasi bukan merupakan hasil plagiarisme.

Daftar Isi

Daftar Isi adalah halaman yang berisi petunjuk isi pokok dalam sebuah disertasi yang menunjukkan letak-letak bagian disertasi dan halaman bagian tersebut dapat ditemukan.

Daftar Tabel

Daftar Tabel adalah halaman yang berisi judul tabel yang terdapat dalam disertasi dan halaman tabel tersebut dapat ditemukan.

Daftar Gambar

Daftar Gambar adalah halaman yang berisi judul gambar yang terdapat dalam disertasi dan halaman gambar tersebut dapat ditemukan.

Daftar Lampiran

Daftar Lampiran adalah halaman yang berisi judul lampiran yang terdapat dalam disertasi dan halaman lampiran tersebut dapat ditemukan.

Daftar Singkatan

Daftar Singkatan adalah halaman yang berisi singkatan yang terdapat dalam disertasi.

Daftar Singkatan tidak harus selalu ada dalam disertasi.

Abstrak

Abstrak merupakan uraian singkat dan lengkap dari disertasi yang memuat latar belakang, tujuan, metode penelitian, hasil, dan kesimpulan sehingga merupakan bagian tersendiri dalam suatu tulisan. Abstrak ditulis secara terstruktur, dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, masing-masing maksimal 300 kata dan dilengkapi dengan maksimal 5 kata kunci.

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Latar belakang meyakinkan kepada pembaca bahwa penelitian yang diusulkan memang penting, dan diperkirakan dapat memberikan kontribusi teoritik dan atau praktik. Dalam latar belakang peneliti memaparkan justifikasi untuk melakukan suatu penelitian dengan cara menjelaskan konteks penelitian, mendeskripsikan masalah penelitian, dan menjelaskan bagaimana dan mengapa masalah tersebut perlu diteliti. Hasil studi pendahuluan dapat disajikan di bagian latar belakang untuk mempertajam permasalahan yang akan dikaji.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan kalimat-kalimat ringkas yang mengarahkan penelusuran atas teori-teori yang sesuai dengan masalah penelitian, dan bukti-bukti empirik yang mendukung atau menolak teori-teori tersebut. Sebagian besar rumusan masalah mempersoalkan hubungan atau perbedaan. Rumusan masalah dapat berbentuk kalimat tanya atau kalimat pernyataan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pernyataan peneliti mengenai hasil akhir yang akan dicapai pada akhir penelitian ini. Tujuan penelitian sebaiknya dibedakan antara tujuan umum dan tujuan khusus.

  1. Tujuan umum lebih menekankan pada aspek manfaat luas yang diharapkan dari hasil penelitian
  2. Tujuan khusus menekankan pada hal-hal spesifik yang akan dicapai melalui

Tujuan penelitian sebaiknya dinyatakan dalam kalimat yang jelas dan spesifik, sehingga tidak memberikan pengertian ganda (ambiguous). Pernyataan tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai deskripsi, mengidentifikasi kuat hubungan dan efek suatu faktor terhadap kejadian yang terkait dengan kesehatan, dan penjelasan (explanatory) atas permasalahan penelitian.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan pernyataan rinci dan eksplisit kontribusi hasil penelitian dalam pengembangan teori, perumusan kebijakan atau aplikasi hasil penelitian untuk meningkatkan kinerja, efisiensi dan pemerataan kesehatan pada tingkat individu maupun organisasi.

E. Keaslian (Originalitas) Penelitian

Pernyataan tentang keaslian dan kebaruan penelitian meliputi identifikasi perbedaan- perbedaan penelitian dengan penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan dengan penelitian terdahulu dapat meliputi kerangka teori, penerapan teori dalam situasi spesifik atau populasi khusus, atau generalisasi teori pada populasi yang lebih luas, rancangan penelitian, instrumen penelitian, dan teknik analisis atau pemodelan data.

BAB II. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah klasifikasi dan evaluasi dari apa yang telah ditulis oleh para ilmuwan dan peneliti tentang suatu topik, disusun menurut hasil pemikiran yang kemudian dijadikan pegangan seperti tujuan penelitian yang hendak dicapai, masalah yang akan diselesaikan atau hipotesis yang ingin diuji.

Tujuan tinjauan pustaka adalah untuk:

  1. Menunjukkan kemampuan ilmiah dalam mengidentifikasi informasi yang relevan dan untuk membuat ikhtisar tentang pengetahuan yang ada.
  2. Mengidentifikasi kesenjangan dalam penelitian yang telah dilakukan, memposisikan penelitian yang diusulkan dalam konteks penelitian sebelumnya dan menciptakan sebuah ‘ruang’ untuk penelitian yang diusulkan.
  3. Mengevaluasi dan mensintesis informasi yang sejalan dengan konsep-konsep yang telah ditentukan untuk penelitian.
  4. Memberikan alasan atau pembenaran untuk penelitian yang

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus digunakan dua ketrampilan:

  1. Pencarian informasi: kemampuan untuk menelusuri literatur secara efisien menggunakan metode manual atau komputerisasi untuk mengidentifikasi artikel dan buku yang mungkin berguna.
  2. Kajian kritis: kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip analisis untuk mengidentifikasi penelitian yang objektif dan valid, bukan hanya sekedar kumpulan deskriptif artikel dan buku.

Sebuah tinjauan pustaka tidak hanya merupakan ringkasan, tetapi sintesis hasil pencarian yang terorganisasikan secara konseptual. Tinjauan pustaka harus:

  1. Mengorganisasikan informasi    dan    menghubungkannya    dengan    hipotesis    atau pertanyaan penelitian yang dikembangkan.
  2. Mensintesis hasilnya menjadi ringkasan dari apa yang sudah diketahui dan apa yang
  3. Mengidentifikasi kontroversi yang ada dalam
  4. Mengembangkan pertanyaan untuk penelitian lebih

Penulisan Tinjauan Pustaka

Sebuah tinjauan pustaka mirip dengan sebuah esai yaitu terdiri dari pengantar, bagian pokok dan kesimpulan. Pengantar akan berisi sifat dari topik yang didiskusikan, setiap parameter dari topik, bagaimana atau mengapa literatur dalam tinjauan pustaka ini dipilih. Bagian pokok dapat meliputi salah satu dari:

  1. Latar belakang sejarah
  2. Definisi
  3. Pendekatan yang berbeda terhadap subjek
  4. Aliran pemikiran arus utama vs alternatif
  5. Metodologi dan Metode
  6. Penelitian sebelumnya
  7. Penelitian yang sekarang
  8. Temuan
  9. Pertanyaan yang diajukan

Sedangkan kesimpulan merupakan ringkasan kesimpulan umum, rangkuman poin-poin utama kesepakatan dan ketidaksepakatan, pernyataan ulang hipotesis, merangkum poin-poin utama, menunjukkan area untuk diteliti lebih lanjut dan tidak memperkenalkan materi apapun yang baru.

Tidak ada batasan yang definitif tentang jumlah referensi yang harus dirujuk dalam daftar pustaka karena beberapa topik sudah banyak dilakukan penelitian sementara topik yang lain belum banyak diteliti. Untuk disertasi diharapkan jumlah referensi yang dirujuk tidak kurang dari

40 dan lebih banyak mengacu pada hasil-hasil penelitian yang terpublikasikan di jurnal internasional atau jurnal nasional yang terakreditasi.

A. Tinjauan Pustaka

Telaah pustaka adalah presentasi, klasifikasi dan evaluasi tentang apa yang telah ditulis oleh peneliti-peneliti lain mengenai suatu subyek tertentu. Meskipun demikian, tinjauan pustaka bukan hanya sekedar “daftar belanja” tentang apa yang telah dikemukakan oleh orang lain. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, dan masalah yang akan dipecahkan. Tanpa memperhatikan hal-hal ini tinjauan pustaka hanya akan merupakan daftar yang tidak ada gunanya mengenai apa yang telah dikerjakan oleh peneliti lain. Bersama dengan tujuan penelitian, tinjauan pustaka membentuk garis besar yang disusun secara hati-hati dan terfokus tentang apa yang telah dikerjakan oleh orang lain dalam bidang tersebut dan dikemas sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan peneliti sendiri. Penelitian tidak akan bermanfaat kecuali jika peneliti melakukan sesuatu yang baru atau berbeda. Melakukan sesuatu yang baru atau berbeda mensyaratkan peneliti untuk mengetahui apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. Dengan demikian tinjauan pustaka ditulis untuk mengungkapkan adanya kesenjangan di dalam penelitian. Penelitian baru diangkat dari tinjauan pustaka untuk menutup kesenjangan tersebut.

Tinjauan pustaka mempunyai dua bagian utama meskipun bagian-bagian tersebut tidak diidentifikasikan secara formal: 1) dimulai dengan membuat garis besar apa yang telah dikerjakan orang lain dalam hal tertentu yang menjadi perhatian peneliti; kemudian 2) secara progresif menyempit menjadi kesenjangan dalam penelitian. Pada tahap kedua hasil penelitian orang lain digunakan untuk mempertegas dan memperjelas kesenjangan ini, kemudian pertanyaan penelitian dan hipotesis diajukan dengan tepat sebelum penelitian dimulai.

Jadi perlu dilakukan tinjauan pustaka lebih dahulu agar kemudian peneliti dapat menyusun pertanyaan penelitian atau hipotesis. Agar dapat melakukan tinjauan pustaka dengan benar, perlu dilihat kaitannya dengan pertanyaan penelitian yang diajukan. Jika tidak, maka a) peneliti tidak akan mengetahui penelitian mana yang bermanfaat untuk dibaca; dan b) tinjauan pustaka hanya akan merupakan daftar ide-ide yang kasar (tidak terbentuk) yang tidak ada gunanya.

Pertanyaan penelitian dan hipotesis memberikan petunjuk pada proses penulisan tinjauan pustaka. Pertanyaan penelitian dan hipotesis tersebut tidak secara formal dinyatakan setelah akhir tinjauan pustaka. Sebaliknya, tinjauan pustaka diperlukan agar akhirnya peneliti dapat sampai pada pertanyaan penelitian dan hipotesis yang kuat. Dalam tinjauan pustaka peneliti perlu merujuk pada apa yang telah dilakukan oleh peneliti lain.

B. Landasan Teori dan Kerangka Teori

Ketika mulai melakukan tinjauan Pustaka, kita akan menemukan bahwa masalah yang akan diteliti mempunyai akar dalam sejumlah teori yang telah dikembangkan dari perspektif yang berbeda. Informasi yang diperoleh dari bermacam-macam buku dan jurnal perlu dipilah sesuai dengan tema pokok dan teorinya, menyoroti kesepakatan dan ketidaksepakatan antar penulis dan mengidentifikasi pertanyaan yang belum terjawab atau kesenjangan yang masih ada. Kita juga akan menyadari bahwa pustaka berurusan dengan sejumlah aspek yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan topik penelitian kita. Gunakan aspek ini sebagai dasar untuk mengembangkan landasan teori.

Tinjauan pustaka harus dapat memilah informasi berdasarkan aspek atau teori terkait topik penelitian. Apabila tinjauan pustaka dilakukan tidak dalam kaitan dengan kerangka ini maka kita tidak akan dapat mengembangkan fokus pada waktu melakukan tinjauan pustaka. Landasan teori memberikan panduan kepada kita pada waktu kita membaca pustaka. Jadi terdapat paradoks: peneliti tidak akan dapat mengembangkan landasan teori kalau peneliti belum mempelajari pustaka. Sebaliknya, kalau peneliti belum mempunyai landasan teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif. Penyelesaiannya adalah dengan membaca beberapa pustaka, kemudian mencoba mengembangkan landasan teori yang mungkin masih longgar tetapi dapat digunakan untuk merencanakan pustaka yang harus selanjutnya dibaca. Dengan semakin banyak pustaka yang dibaca maka mungkin landasan teorinya harus diubah. Tanpa ini kita akan tenggelam dalam membaca banyak pustaka yang tidak perlu dan mencatat hal-hal yang mungkin tidak relevan dengan penelitian kita. Di dalam disertasi, landasan teori disajikan dalam bentuk bagan Kerangka Teori (Lampiran Contoh Kerangka Teori).

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep disusun berdasarkan kerangka teori. Apabila kerangka teori menggambarkan teori (atau teori-teori) yang telah diketahui dan dipilih, maka kerangka konsep menggambarkan aspek-aspek tertentu dari kerangka teori yang dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan metode penelitiannya. Kerangka konsep disajikan dalam bentuk bagan yang berisi rangkaian konstruk atau konsep, definisi dan proposisi yang saling berhubungan yang menyajikan pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan mencirikan hubungan antara variabel-variabel bebas dan terikat dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut (Lampiran Contoh Kerangka Konsep).

D. Hipotesis dan/atau Pertanyaan Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan dan secara umum maupun khusus menghubungkan variabel yang satu dengan variabel lain. Jika penelitian bersifat eksploratif dan memakai prosedur penelitian kualitatif maka tinjauan pustaka tidak akan menghasilkan hipotesis tetapi menghasilkan suatu pertanyaan penelitian yang akan dijawab oleh penelitian yang direncanakan. Pada dasarnya penelitian eksploratif bersifat kualitatif dan mempertanyakan variabel-variabel apa saja yang terlibat. Sebaliknya penelitian eksplanatori bersifat kuantitatif dan mempersoalkan hubungan antar variabel. Dugaan sementara tentang hubungan ini disajikan dalam bentuk hipotesis.

Ada dua kriteria untuk pernyataan hipotesis yang baik. Pertama, hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan antara variabel-variabel. Kedua, hipotesis mengandung implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan yang dinyatakan itu. Kriteria itu berarti bahwa pernyataan hipotesis mengandung dua variabel atau lebih yang dapat diukur, atau berkemungkinan untuk dapat diukur, dan bahwa pernyataan hipotesis menunjuk secara jelas dan tegas cara variabel- variabel itu berhubungan.

Hipotesis penelitian memberi arah dan petunjuk untuk penelitian. Mereka menunjukkan variabel bebas dan variabel tergantung yang akan diteliti. Mereka memberi arahan data macam apa yang harus dikumpulkan dan jenis analisis yang harus dikerjakan untuk mengukur hubungan. Hipotesis yang ditulis dengan baik memusatkan perhatian peneliti pada variabel-variabel spesifik. Terdapat beberapa cara untuk merumuskan hipotesis:

  1. Hipotesis nol (null hypothesis): “Tidak ada perbedaan antara A dan B”
  2. Hipotesis perbedaan (hypothesis of difference): “A lebih besar dibanding B”
  3. Hipotesis prevalensi titik (hypothesis of point-prevalence): “A sekian persen dan B sekian persen”
  4. Hipotesis hubungan (hypothesis of association): “A tiga kali lebih banyak dibanding B”

Rancangan penelitian tertentu, seperti misalnya pada penelitian kualitatif, tidak menggunakan hipotesis Oleh karenanya, digunakan pertanyaan penelitian yang diekspresikan dalam bentuk kalimat tanya. Beberapa contoh pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana pengalaman keluarga (sebagai caregiver) merawat keluarganya yang menderita kanker di rumah?
  2. Mengapa layanan paliatif masih belum diterima oleh pemberi pelayanan onkologi kepada pasien kanker yang dirawat di rumah sakit? Apa tantangan yang dirasakan oleh dokter penanggungjawab pasien?

BAB III. Metode Penelitian

Tujuan pokok penulisan pada bab ini ada dua hal. Pertama, memberikan penjelasan metode penelitian yang dilakukan agar apabila ada peneliti lain akan mengulangi penelitian yang sama atau serupa dapat melakukan dengan mudah (mudah direplikasi). Kedua, pembaca disertasi dapat menilai kualitas dari penelitian, khususnya masalah validitas dan reliabilitas hasil penelitian dari unsur-unsur yang dijelaskan pada metode penelitian. Kedua tujuan tersebut menjadi bagian penting dalam menilai bobot suatu penelitian diluar aspek masalah substansi penelitian disertasi yang diajukan.

Pada bab ini mencakup uraian metode penelitian yang tergantung dari tujuan, pendekatan dan desain penelitian yang dilakukan. Masing-masing jenis dan rancangan penelitian memiliki ciri-ciri pokok yang dijelaskan dalam Bab Metode Penelitian. Namun demikian, bab metode penelitian umumnya mengandung uraian tentang: desain penelitian, bahan atau materi penelitian, alat, jalannya penelitian, variabel, data yang akan dikumpulkan, dan cara analisis hasil. Berikut akan disampaikan beberapa contoh unsur-unsur metode penelitian yang perlu ditulis menurut pendekatan dan rancangan penelitian yang dipilih dalam disertasi.

Secara garis besar metode penelitian dalam disertasi dapat menggunakan penelitian kuantitatif, kualitatif atau kombinasi keduanya seperti dalam rancangan penelitian mixed methods, action research, dan studi kasus. Peserta program Doktor sangat disarankan untuk melengkapi isi bab metode penelitian ini sesuai dengan metode penelitian yang spesifik digunakan, dengan mengacu pada konsensus internasional panduan pelaporan (reporting guide) oleh Equator Network (Enhancing the Quality and Transparency of Health Research) (www.equator-network.org).

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian disesuaikan dengan hipotesis yang akan diuji ataupun pertanyaan penelitian yang akan dijawab. Peneliti dapat mengacu pada rancangan penelitian yang dijumpai dalam buku-buku metode penelitian kedokteran, kesehatan, sosial, manajemen ataupun kebijakan. Terdapat beberapa taxonomi rancangan penelitian yang dapat digunakan acuan, antara lain taxonomi berdasarkan pendekatan penelitian yang dikembangkan oleh Cresswell (Tabel 1). Jenis penelitian eksperimental meliputi disain eksperimental murni (randomisasi) atau disain kuasi-eksperimental (tidak dilakukan randomisasi). Jenis penelitian non-eksperimental dapat deskriptif (cross-sectional survey) ataupun analitik (case-control atau cohort). Cresswell (2003) memasukkan studi kasus dibawah pendekatan kualitatif, namun Yin (2003) menekankan bahwa studi kasus dapat memadukan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif; mengelompokkan lebih lanjut jenis studi kasus (explanatory, exploratory, descriptive); dan menggarisbawahi beberapa disain studi kasus (single, holistic, multiple-case studies). Peneliti yang menggunakan disain yang belum banyak digunakan dalam konteks kesehatan masyarakat diharapkan menguraikan detail dari disain yang digunakan dan mencantumkan referensi utama disain tersebut.

Tabel 1. Klasifikasi disain berdasarkan pendekatan penelitian

Kuantitatif

Kualitatif

Action Research

Mixed Methods

Studi Kasus

Observasional

Fenomenologi

 

Sequential

Single case

Experimental

Ethnografi

 

Concurrent

Multiple case

 

Grounded theory

 

Transofrmative

Embedded

    

Hoslistic

B. Populasi dan Subjek Penelitian

Yang dimaksud dengan populasi adalah kelompok subjek yang menjadi sasaran penelitian. Sasaran penelitian semacam itu bisa berupa manusia (pada penelitian epidemiologi, penelitian perilaku, penelitian manajemen), bisa berupa binatang (pada penelitian entomologi, surveilens vektor), dan dapat pula berupa benda mati (kartu rekam medik, slide pemeriksaan BTA). Batasan populasi mendeskripsikan ciri-ciri kelompok ke arah mana hasil penelitian ini akan digeneralisasi. Ciri-ciri tersebut bisa berupa ciri lokasi geografik atau administratif (kelurahan, kecamatan, kabupaten, wilayah kerja puskesmas), karakteristik subjek (jenis kelamin, usia, paritas, spesies), dan karakteristik penyakit (jenis penyakit, keparahan penyakit, jenis obat yang digunakan, jenis bangsal perawatan). Pembatasan populasi ini didasarkan atas masalah dan tujuan penelitian, karena populasi penelitian haruslah mengakomodasi tujuan penelitian. Secara eksplisit, batasan populasi dapat dinyatakan dalam kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sebagai contoh, dalam penelitian eksperimental populasi penelitian lazimnya berupa kelompok yang tidak nyata (hipotetis) karena subjek penelitian sangat spesifik. Oleh karena itu, perekrutan subjek penelitian dilakukan terhadap subjek yang ditemui, dengan melakukan dua kali saringan. Saringan pertama disebut kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah batasan-batasan yang mengijinkan subjek masuk ke dalam penelitian. Tetapi, tidak semua subjek yang masuk dalam saringan pertama otomatis boleh terlibat dalam penelitian, yakni jika mereka memiliki kontraindikasi tertentu. Saringan kedua inilah yang disebut kriteria eksklusi.

Besar Sampel (Sample size) ditentukan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah sehingga penelitian mempunyai kekuatan (power) yang cukup. Setiap hipotesis dihitung Sample size-nya dan dipilih nilai yang terbesar.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian tidak sekadar mencantumkan tempat penelitian, akan tetapi diharapkan memberikan gambaran tentang karakteristik wilayah atau setting penelitian dengan mendeskripsikan variabel-variabel yang relevan untuk menggambarkan konteks penelitian serta nantinya memahami dan membahas hasil penelitian. Dalam naskah publikasi, lokasi dituliskan pada study setting. Waktu penelitian mencantumkan rencana waktu untuk pengambilan data penelitian, setelah diperoleh laik etik dari komisi etik penelitian.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

Bagian ini mendeskripsikan tentang variabel atau faktor yang diamati (diteliti) dalam suatu peneliti. Penetapan variabel penelitian didasarkan atas kerangka konsep yang telah dibangun berdasarkan tinjauan pustaka. Penetapan variabel dilakukan oleh peneliti secara arbitrary, dalam arti banyak atau sedikitnya variabel penelitian sangat ditentukan oleh peneliti berdasarkan lingkup penelitian dan tersedianya sumber daya. Makin banyak variabel yang diteliti, makin canggih penelitian tersebut. Sebaliknya, makin sedikit variabel yang dilibatkan dalam suatu penelitian makin artifisial penelitian itu. Variabel-variabel penelitian dikelompokkan menurut fungsinya, yaitu variabel pengaruh (independent variable, variabel bebas), variabel terpengaruh (dependent variable, variabel terikat), variabel pengganggu (nuissance variable), dan variabel terkendali. Dalam penelitian tertentu dikenal juga variabel antara (intervening variable) dan variabel moderator.

Definisi operasional variabel adalah penjelasan tentang bagaimana suatu variabel akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk mengukurnya. Jadi definisi ini mempunyai implikasi praktis dalam proses pengumpulan data. Definisi operasional variabel bukanlah definisi teoritis. Tidak semua variabel perlu diberikan definisi operasionalnya; hanya variabel- variabel yang mempunyai lebih dari satu cara pengukuran, atau variabel yang pengukurannya spesifik, atau variabel yang belum memiliki alat ukur standar dan perlu dikembangkan alat ukur oleh peneliti.

E. Pengumpulan Data dan Alat Ukur

Pada sub-bab ini disajikan deksripsi alat ukur yang hendak digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Alat ukur penelitian bisa berupa alat ukur standar seperti timbangan, termometer, altimeter, sphymomagnometer, pengukur volume, dan lain sebagainya. Alat ukur juga bisa berupa indeks, misalnya indeks massa tubuh, indeks disabilitas, indeks karies, dan lain sebagainya. Alat ukur juga bisa berupa kuesioner, yang terbagi menjadi kuesioner tertutup dan terbuka. Alat ukur yang berupa kuesioner lazimnya tidak standar, dalam arti tidak terbakukan untuk bisa digunakan dimanapun. Dalam banyak penelitian, peneliti ”terpaksa” harus menyusun sendiri kuesioner tersebut. Jika peneliti mengembangkan sendiri alat ukur yang akan digunakan, misalnya kuesioner, maka peneliti harus mengkaji apakah alat ukur tersebut” baik”. Alat ukur disebut baik jika memiliki dua atribut, yaitu valid (sahih) dan reliabel (terpercaya). Untuk itu, peneliti harus melakukan kajian untuk mengukur dan meningkatkan validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut, dengan cara melakukan uji coba (try out). Harus dijelaskan bagaimana uji coba tersebut dilaksanakan, dalam hal: kapan, dengan metode apa, siapa subjek yang dikenai uji coba, analisis datanya, dan bagaimana hasilnya.

F. Intervensi (bila ada)

Apabila penelitian menggunakan intervensi tertentu, maka intervensi tersebut harus dideskripsikan secara terinci. Panduan yang dapat digunakan adalah TIDieR atau The Template for Intervention Description and Replication (Hoffmann et al., 2014).

G. Analisis Data

Rancangan pengolahan/analisis data menjelaskan tentang bagaimana seorang peneliti mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan  penelitian.  Dalam  sub-bab ini  sajikan  rumus-rumus  yang  digunakan  (jika menggunakan uji statistik). Sajikan persamaan reaksi kimia (jika menggunakan analisis kimia), atau persamaan matematik jika menggunakan analisis matematik. Dalam sub-bab ini sajikan pula tabel anak bawang (dummy table) yang dipakai untuk analisis data.

H. Etika Penelitian

Dalam sub-bab ini diuraikan bahwa peneliti telah melakukan langkah-langkah atau prosedur yang berkaitan dengan etika penelitian, terutama yang berhubungan dengan perlindungan terhadap subjek penelitian, baik berupa manusia, hewan coba, institusi atau sistem dalam suatu institusi. Dua pilar etika penelitian dengan adalah Ethical Clearance dan Informed Consent.

I. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian berisi narasi mengenai jalannya penelitian dalam setiap tahapan. Secara umum tahapan pelaksanaan penelitian dapat mendeskripsikan tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, penyusunan naskah publikasi dan penyelesaian studi, atau dapat pula disusun sesuai dengan tahapan penelitian yang akan dilakukan. Dalam setiap tahapan tersebut, dijelaskan aktivitas-aktivitas penting yang akan dilakukan. Apabila deskripsi ini ditulis secara terinci, maka setelah proposal disetujui dan dinyatakan lulus ujian komprehensif, peneliti dapat menggunakan bagian narasi ini sebagai panduan untuk melaksanakan penelitiannya.

J. Rencana Kerja

Rencana kerja berisi kegiatan yang telah dijelaskan dalam tahapan pelaksanaan penelitian yang disusun menggunakan Gantt chart, memuat rencana kegiatan dan waktu pelaksanaannya.

K. Sumber Daya

Dijelaskan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian, termasuk organisasi tim penelitian, spesifikasi alat dan materi penelitian yang akan digunakan serta perkiraan dana penelitian berdasarkan informasi yang didapat saat menyusun proposal beserta rencana sumber pendanaannya. Pendanaan dapat berasal dari sumber yang beragam (multiple funding).

L. Rencana Publikasi

Mencantumkan minimal rencana satu judul naskah publikasi, jenis naskah publikasi (study protocol, berbagai bentuk systematic review atau artikel empirik), penulis yang terlibat dan jurnal yang dipilih serta rankingnya.

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang ditulis secara terpisah dalam dua atau lebih sub bab tersendiri.

A. Hasil Penelitian

Hasil suatu penelitian dapat disajikan melalui tiga jenis penyajian, yakni: penyajian tekstual, penyajian tabular dan penyajian grafik. Lazimnya, peneliti menyajikan dengan kombinasi dua teknik, yaitu tekstual dan tabular, dan atau tekstual dan grafik. Maksudnya, data disajikan melalui teks secara naratif, kemudian informasi yang sama juga disajikan lagi dengan menggunakan tabel atau grafik.

Dalam penyajian tekstual, peneliti diwajibkan untuk mendeskripsikan data sejelas dan sedetil mungkin, tetapi tidak harus menyajikan semua hal. Yang harus disajikan secara naratif adalah hal-hal yang menonjol dari data tersebut, misalnya: persentase/frekuensi terbesar, persentase/frekuensi terkecil, rerata terbesar, rerata terkecil, atau perbedaan (selisih) terbesar, perbedaan terkecil dan perbedaan atau hubungan yang bermakna. Informasi lain yang lebih detil bisa diperoleh oleh pembaca dari tabel atau grafik. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat membuat tabel adalah:

  1. Data yang disajikan dalam tabel adalah data yang sudah diolah (sudah dikelompokkan dalam kategori-kategori, interval-interval, atau sudah dihitung ukuran-ukuran deksriptifnya), bukan data Data kasar dirangkum dalam sebuah tabel master, yang diletakkan di dalam lampiran.
  2. Kategori dalam tabel bisa menggunakan kolom saja, atau baris saja, atau keduanya, yang disebut tabel silang (cross tabulation). Kategorinya bisa bersifat kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi keduanya.
  3. Kecuali penyajian tabel untuk menghitung odds-ratio (OR) dan risk-ratio (RR), maka variabel pengaruh diletakkan pada kolom dan variabel terpegaruh pada baris.
  4. Tabel harus sederhana agar mudah dipahami oleh pembaca. Artinya, dalam satu tabel jangan dimasukkan terlalu banyak informasi (maksimal dua variabel). Bila informasi yang akan disajikan banyak, sajikanlah dalam beberapa tabel.
  5. Penyajian tabel harus independen, dalam arti untuk memahami isi tabel pembaca tidak perlu harus membaca teksnya terlebih dahulu. Agar independen, maka sebuah tabel haruslah menerangkan dirinya sendiri (self-explanatory). Agar supaya bisa self- explanatory, maka sebuah tabel haruslah berisi penjelasan yang lengkap, yang berkaitan dengan judul, kode/simbol yang digunakan, label pada kolom dan baris, dan sumber
  6. Judul tabel harus dibuat seringkas tetapi sejelas Judul lazimnya menjelaskan 3 hal, yakni apa, dimana dan kapan. Judul tabel ditulis di atas tabel, ditengah (center), dengan format kerucut terbalik. Bila dalam disertasi dibuat lebih dari satu tabel, maka tabel harus diberi nomor yang menggunakan angka Arab (bukan angka Romawi)
  7. Bila di dalam tabel digunakan simbol-simbol (terutama yang jarang digunakan, misalnya N, singkatan Newton, ukuran tekanan), haruslah dijelaskan.
  8. Kategori atau label sebagai kepala kolom dan baris harus ditulis dengan
  9. Keterangan-keterangan yang berkaitan dengan isi tabel diutlis di bagian bawah kiri
  10. Bila tabel menyajikan data sekunder, harus disebutkan sumber data Tujuannya adalah untuk menghormati hak kekayaan intelektual peneliti atau institusi pemilik data tersebut. Sumber ditulis di bawah kanan tabel. Bila data yang disajikan adalah data primer (dikumpulkan sendiri oleh peneliti), maka sumber TIDAK ada.
  11. Sebuah tabel tidak boleh dipotong (disajikan pada dua halaman yang berbeda).

Adakalanya peneliti lebih menyukai penyajian grafik daripada tabel. Pada kenyataannya grafik memang lebih impresif (menarik minat pembaca) daripada tabel, akan tetapi pembuatan tabel lebih mudah daripada grafik. Terdapat beberapa macam bentuk grafik tetapi yang sering digunakan adalah bentuk: grafik batang (bar graph), diagram frekuensi, histogram, diagram garis (line diagram), diagram pencar (scatter diagram), pie diagram dan Box plot. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat membuat grafik adalah:

  1. Sebagaimana halnya dalam tabel, grafik harus dibuat sederhana tetapi jelas. Supaya sederhana dan jelas, dalam grafik disajikan tidak lebih dari dua variabel saja. Bila variabel yang hendak disajikan banyak, sajikanlah dalam beberapa grafik.
  2. Seperti juga halnya dengan tabel, grafik harus self – explanatory.
  3. Jika tidak diperlukan, grafik tidak perlu digambar dalam tiga
  4. Judul grafik harus ringkas dan jelas (memuat informasi berkenaan dengan apa, dimana, dan kapan). Berbeda dengan tabel, judul grafik ditulis di bawah grafik, di tengah, dengan format kerucut terbaik. Bila dalam disertasi dibuat lebih dari satu grafik, maka grafik harus diberi nomor dengan angka Arab.
  5. Judul sebuah grafik tidak menggunakan istilah (kata) grafik, melainkan Gambar (figure) mencakup grafik, gambar, skesta, peta, foto dan skema (misalnya kerangka konsep).

Suatu jenis data bisa disajikan dengan berbagai alternatif teknik penyajian, namun hanya satu teknik yang menghasilkan sajian yang paling bagus. Untuk mendapatkan ini, buatlah penyajian dengan berbagai teknik, dan mintalah orang lain untuk menilai, penyajian manakah yang paling mereka sukai.

B. Pembahasan

Esensi dari pembahasan adalah menjelaskan mengapa hasil penelitian yang dilakukan seperti itu. Penjelasan harus dibuat bukan hanya jika hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis, bahkan jika sesuaipun harus dibuat penjelasannya. Uraian tersebut memuat penjelasan secara teoritik, tentang mekanisme mengapa hasilnya seperti itu. Uraian juga harus menjelaskan posisi hasil penelitian ini dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu, apakah sama atau berbeda. Penjelasan mengapa hasil penelitian yang dilakukan seperti itu, dapat dilakukan dengan fokus pada aspek teoritik dan aspek metodologis. Pada aspek teoritis, perlu dijelaskan dan dibandingkan antara premis-premis yang sudah digunakan untuk membangun hipotesis dengan kenyataan empiris di lapangan. Bila teori yang ada masih belum mampu menjelaskan fenomena tersebut, maka dapat digunakan asumsi-asumsi ilmiah, dengan menggunakan logika, baik deduktif maupun induktif. Pada aspek metodologis, perlu disadari bahwa tidak ada penelitian yang sempurna. Ketidaksempurnaan tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi hasil penelitian. Dalam kaitannya dengan hal ini, peneliti perlu mengkaji kemungkinan hasil penelitian tersebut dipengaruhi oleh kontribusi langkah-langkah metodologis yang telah dilakukan. Misalnya, apakah cara penetapan variabel benar, instrumen penelitiannya baik, cara pengambilan sampelnya benar, cara analisis datanya tepat, dan sebagainya. Di bagian akhir pembahasan dapat dituliskan keterbatasan-keterbatasan penelitian.

BAB V. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran ditulis secara terpisah.

A.  Kesimpulan

Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian.

B.  Saran

Saran dibuat berdasarkan kesimpulan dan ditujukan kepada peneliti dalam bidang sejenis untuk mereplikasi atau mengembangkan penelitian lebih lanjut. Penulis diharapkan memperhatikan gayut atau benang merah antara permasalahan, tujuan, hipotesis atau pertanyaan penelitian dan kesimpulan.

Ringkasan/Summary

Ringkasan merupakan penyajian singkat tentang isi disertasi dengan memperlihatkan urutan dari isi atau bab-bab yang terdapat dalam disertasi tersebut. Dalam bentuknya yang singkat itu, urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan secara proporsional, maksimal 1500 kata. Ringkasan disusun dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi agar pembaca dapat menemukan dengan mudah sumber yang disebutkan dalam penelitian. Sistem penulisan daftar pustaka menggunakan Sistem Harvard dan ditulis dengan konsisten. Publikasi menggunakan data yang berasal dari penelitian disertasi harus dimasukkan ke dalam Daftar Pustaka. Apabila sudah diterbitkan, maka ditulis lengkap, akan tetapi apabila belum diterbitkan maka diberi keterangan In Press dalam tanda kurung

Download File

Accessibility