The difference in collagen type-1 expression in women with and without pelvic organ prolapse: a systematic review and meta-analysis

Pelvic organ prolapse (POP) adalah organ dasar panggul yang turun dari tempat seharusnya. Kondisi ini terjadi akibat otot dan ligamen yang menyokong organ-organ di sekitar daerah panggul melemah. Kondisi ini merupakan gangguan umum di kasus ginekologi, dengan sekitar 37% pasien melakukan pengobatan medis. Meskipun POP tidak menyebabkan kematian atau keparahan penyakit yang signifikan, POP dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup wanita.
Beberapa faktor risiko yang terkait dengan POP telah diidentifikasi dan dipelajari, termasuk usia, paritas, status menopause, indeks massa tubuh, ras, genetika, gangguan jaringan ikat, merokok, peningkatan tekanan perut kronis seperti pekerjaan fisik atau penyakit paru-paru kronis, sembelit kronis, dan riwayat operasi sebelumnya.

Secara molekuler, perubahan matriks ekstraseluler (ECM) pada jaringan ikat struktur dasar panggul termasuk ligamen sakrouterina, ligamen kardinal, dan fasia endopelvis dapat berkontribusi pada kejadian prolaps organ panggul (POP).

Berkurangnya kandungan kolagen, perubahan rasio jenis kolagen dan perubahan kolagen dikaitkan (cross-linking) pada sistem pendukung dasar panggul, termasuk ligamen sakrouterina, ligamen kardinal, dan fasia endopelvis pada wanita dengan POP. Namun berbagai penelitian masih menunjukkan hasil dan data yang dapat diberdebatkan karena minimnya ukuran sampel, lokasi biopsi dan metodenya.

Selengkapnya di: bit.ly/Paper-Akbar

Berita Terbaru