Update Bab II, B. Landasan Teori dan Kerangka Teori

Panduan Mahasiswa

Versi Panduan Disertasi (April, 2022)

B. Landasan Teori dan Kerangka Teori

Ketika mulai melakukan tinjauan Pustaka, kita akan menemukan bahwa masalah yang akan diteliti mempunyai akar dalam sejumlah teori yang telah dikembangkan dari perspektif yang berbeda. Informasi yang diperoleh dari bermacam-macam buku dan jurnal perlu dipilah sesuai dengan tema pokok dan teorinya, menyoroti kesepakatan dan ketidaksepakatan antar penulis dan mengidentifikasi pertanyaan yang belum terjawab atau kesenjangan yang masih ada. Kita juga akan menyadari bahwa pustaka berurusan dengan sejumlah aspek yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan topik penelitian kita. Gunakan aspek ini sebagai dasar untuk mengembangkan landasan teori.

Tinjauan pustaka harus dapat memilah informasi berdasarkan aspek atau teori terkait topik penelitian. Apabila tinjauan pustaka dilakukan tidak dalam kaitan dengan kerangka ini maka kita tidak akan dapat mengembangkan fokus pada waktu melakukan tinjauan pustaka. Landasan teori memberikan panduan kepada kita pada waktu kita membaca pustaka. Jadi terdapat paradoks: peneliti tidak akan dapat mengembangkan landasan teori kalau peneliti belum mempelajari pustaka. Sebaliknya, kalau peneliti belum mempunyai landasan teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif. Penyelesaiannya adalah dengan membaca beberapa pustaka, kemudian mencoba mengembangkan landasan teori yang mungkin masih longgar tetapi dapat digunakan untuk merencanakan pustaka yang harus selanjutnya dibaca. Dengan semakin banyak pustaka yang dibaca maka mungkin landasan teorinya harus diubah. Tanpa ini kita akan tenggelam dalam membaca banyak pustaka yang tidak perlu dan mencatat hal-hal yang mungkin tidak relevan dengan penelitian kita. Di dalam disertasi, landasan teori disajikan dalam bentuk bagan Kerangka Teori (Lampiran Contoh Kerangka Teori).

Versi Revisi (November, 2024)

Dalam melakukan Tinjauan Pustaka, masalah yang akan diteliti dapat mempunyai akar dalam sejumlah teori yang telah dikembangkan dari perspektif yang berbeda. Informasi yang diperoleh dari bermacam-macam literatur (buku, jurnal dan lainnya) perlu dipilah sesuai dengan tema pokok dan teorinya, menyoroti kesepakatan dan ketidaksepakatan antar penulis dan mengidentifikasi pertanyaan yang belum terjawab atau kesenjangan yang masih ada. Tinjauan pustaka juga berurusan dengan sejumlah aspek yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan topik penelitian kita. Aspek ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk mengembangkan landasan teori.

Tinjauan pustaka harus dapat memilah informasi berdasarkan aspek atau teori terkait topik penelitian. Apabila tinjauan pustaka tidak terkait dengan kerangka tersebut maka fokus pada waktu melakukan tinjauan Pustaka tidak dapat berkembang. Landasan teori memberikan panduan pada waktu membaca pustaka. Jadi terdapat paradoks: peneliti tidak akan dapat mengembangkan landasan teori kalau belum mempelajari pustaka. Sebaliknya, kalau peneliti belum mempunyai landasan teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif. Penyelesaiannya adalah dengan membaca beberapa pustaka, kemudian mencoba mengembangkan landasan teori yang mungkin masih longgar tetapi dapat digunakan untuk merencanakan pustaka yang harus selanjutnya dibaca.

Dengan semakin banyaknya literatur yang dapat diakses dan dibaca, maka landasan teori juga perlu disesuaikan. Tanpa ini peneliti dapat tenggelam dalam membaca banyak pustaka yang tidak perlu dan mencatat hal-hal yang mungkin tidak relevan dengan penelitian kita. Dalam penulisan disertasi, landasan teori disajikan dalam bentuk bagan Kerangka Teori.

Contoh Kerangka Teori

Sumber: Yuen WS, Lo HC, Wong WN, Ngai FW. The effectiveness of psychoeducation interventions on prenatal attachment: A systematic review. Midwifery, 2022 (104): 103184.

Accessibility